RUMAH KOS di BUMI SERPONG DAMAI

Bumi Serpong Damai (BSD) sekarang sudah benar-benar merupakan sebuah kota baru karena berbagai fasilitas yang selayaknya berada di sana sudah terbangun semua. Kini BSD bahkan sudah menjadi salah satu tempat tujuan bekerja karena banyak jenis usaha yang bermunculan di sana seperti toko, biro perjalanan, rumah makan, biro jasa, konsultan, rumah sakit, sekolah, bengkel dan sebagainya. Menghadapi gejala tersebut pengelola BSD amat ketat memberlakukan aturan penempatan lokasi tempat-tempat kerja tersebut, yaitu hanya boleh dilakukan di komplek rumah-toko (ruko), di bangunan kantor sewa atau di bangunan gedung sendiri yang didirikan di lokasi yang telah ditetapkan. Rumah tinggal tidak diperkenankan diubah fungsinya menjadi kantor atau toko. Pernah ada yang coba-coba. Sebuah rumah tinggal diubah fungsinya menjadi tempat praktek bersama para dokter. Ketika diketahui, pihak pengelola segera memasang tembok beton tepat di batas kavling rumah tersebut sehingga tidak dapat dimasuki orang! Namun manusia memang banyak akalnya. Dewasa ini muncul kiat baru, yaitu mengubah fungsi rumah menjadi tempat kos, baik untuk para mahasiswa maupun pekerja kantoran. Pengelola BSD tidak dapat mencegah taktik ini karena bangunan gedungnya masih termasuk kategori hunian dan masih ada keluarga yang menghuninya meskipun mereka hanya tinggal di satu kamar saja sedangkan kamar-kamar lainnya disewakan.

Saya diminta merancang sebuah rumah tinggal di BSD untuk dijadikan rumah kos dengan taktik seperti di atas. Rancangannya dengan demikian harus menampilkan karakter sebuah rumah tinggal sementara fasilitasnya harus cukup untuk sejumlah kamar yang disewakan. Tapaknya sendiri tidak terlalu menguntungkan karena berwujud trapesium yang membentuk sebuah cul-de-sac bersama deretan tapak serupa lainnya. Bagian muka tapak dengan demikian merupakan salah satu sisi miring dari trapesium tersebut sehingga sulit menghasilkan sebuah entrance yang menarik. Di lain pihak topografi tapak tersebut menurun ke arah belakang sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi besarnya tampilan dimensi bangunan gedung karena Pemilik meminta saya untuk mengoptimalkan tapak tersebut supaya menghasilkan sebanyak mungkin kamar yang dapat disewakan. Berarti rumah kos ini harus berlantai 2 dan saya memang harus memanfaatkan topografi tapaknya.

Langkah pertama, tapak saya bagi 2 berdasarkan topografinya. Permukaan yang lebih tinggi dirancang sebagai tempat menerima tamu, tangga dan toilet dalam sebuah gugus massa terpisah yang dirancang dengan gaya yang tengah populer dewasa ini, yaitu berupa sebuah kotak beratap datar dengan bukaan-bukaan besar supaya sifat tembus-pandang interiornya terlihat jelas dan tudung-tudung di ambang atas bukaan-bukaan tersebut sebagai gimmick supaya banyak yang tertarik untuk menyewa kamar di rumah tersebut. Gugus massa “kontemporer” ini sekaligus berperan sebagai penyambung 2 gugus massa berikutnya yang mewadahi kamar-kamar sewa dalam posisi tegak-lurus terhadap gugus massa “kontemporer” tadi. Karena berada di permukaan yang lebih rendah, satu dari gugus massa tersebut dibuat 3 lantai sedangkan lainnya 2 lantai namun dengan ketinggian yang sama karena lantai dasarnya dipakai untuk parkir kendaraan para penyewa kamar. Di penghujung kedua gugus massa tersebut dipasang sebuah gugus massa lainnya sebagai penyambung, berisikan fasilitas servis bagi kamar-kamar sewa tadi.

Gubahan keseluruhan gugus massa tersebut dengan demikian membentuk huruf O berikut sebuah inner courtyard sebagai ruang terbuka bersama sekaligus pengendali udara dan cahaya alami bagi kamar-kamar sewanya. Posisinya mengikut

Leave a comment

Filed under Karya

Leave a comment